Category Archives: Opinion

Mengubah Kebiasaan

Salah satu hal yang cukup sulit dilakukan adalah mengubah kebiasaan, apalagi kalau kebiasaan tersebut sudah mendarah-daging. Karena setiap hari terbiasa makan nasi, kalau sehari saja disuruh makan tanpa nasi rasanya kurang mantep. Karena terbiasa bangun siang, kalau diminta bangun pagi bisa bikin kepala pusing dan malah malas beraktivitas.

Tentu saja, kita punya keinginan untuk mempertahankan kebiasaan baik dan membuang kebiasaan buruk. Tapi hanya sekadar ingin saja tentu tidak cukup.

Ada beragam cara yang bisa dilakukan untuk merealisasikan perubahan, ada yang memilih berubah melalui proses sedikit demi sedikit atau bertahap. Namun ada pula yang memilih jalan pedang, berubah secara ekstrem tanpa melalui tahapan-tahapan tertentu.

Memilih berubah secara bertahap biasanya akan memerlukan waktu yang relatif lebih lama dibandingkan bila kita memilih jalan pedang. Akan tetapi, resistensi atau penolakan dari diri sendiri akan lebih kecil hingga tidak akan terlalu mengganggu produktivitas sehari-hari.

Setidaknya dua kali saya menjalani cara ekstrem untuk berubah, yang pertama ketika saya memutuskan untuk berhenti menggunakan produk-produknya Microsoft di akhir tahun 90-an dan kedua ketika saya memilih untuk istirahat merokok. Keduanya sukses saya jalani.

Sampeyan pernah memilih jalan pedang untuk berubah?

Memilih Ukuran Ponsel

Beberapa waktu belakangan ini ponsel berevolusi dengan sangat cepat. Tak hanya dari sisi teknologi yang diusungnya tapi juga dari dimensinya.
Lahirnya Android jelas menjadi salah satu motor yang menyebabkan proses evolusi tersebut menjadi sangat cepat.
Para vendor mengeluarkan produk dengan beragam ukuran. Di satu sisi, beragamnya dimensi ponsel menjadi satu momok bagi para pengembang aplikasi, tapi di sisi lain terutama bagi pengguna akhir jelas memberikan keuntungan tersendiri.
Kita memiliki banyak pilihan.

Berapa ukuran ponsel yang ideal? Tak ada rumus pastinya. Setiap orang memiliki preferensinya sendiri-sendiri.
Saya pribadi memiliki beberapa pertimbangan untuk menentukan ukuran ideal. Yang pertama, harus memiliki layar yang cukup luas, semakin luas makin bagus. Yang kedua, harus masih cukup nyaman di bawa ke mana-mana dalam saku celana. Terakhir, masih cukup nyaman dioperasikan menggunakan satu tangan.
Kalau dari dimensi, cuma 3 itu saja yang jadi pertimbangan.
Meski Anda memiliki kriteria yang sama, belum tentu dimensi yang Anda pilih akan sama dengan ukuran ponsel yang menjadi pilihan saya. Mengapa?
Karena kita secara fisik pun belum tentu memiliki ukuran yang sama.
Ukuran 7″ bagi saya jelas terlalu besar, 6″ agaknya menjadi batas maksimal. Ya, ini berarti masuk dalam range pablet.

Kalau sampeyan sendiri lebih suka ponsel berdimensi berapa?

Fedora Activity Day

Di proyek Fedora ada sebuah kegiatan spesial yang disebut Fedora Activity Day atau biasa disingkat FAD. Karena sifatnya yang spesial, sampai-sampai kegiatan ini memiliki alokasi dana tersendiri di luar alokasi dana yang telah disiapkan untuk keperluan promosi, marketingdan sebagai dana pendukung bagi para aktivis fedora yang memerlukan bantuan dana saat memperkenalkan dan menyebarkan Fedora ke masyarakat umum. Selain FAD ada satu lagi sih kegiatan spesial di fedora yang disebut FUDCon (Fedora Users and Developers Conference). Kedua kegiatan ini (FAD dan FUDCon) dikatagorikan sebagai kegiatan utama.

Masing-masing regional (terutama di regional Asia Pasifik) telah mengajukan rencana kegiatan untuk setahun. Beragam kegiatan sepertirelease party, mempromosikan penggunaan fedora ke berbagai kalangan (institusi pendidikan, pemerintahan, bisnis dan masyarakat umum).Release party dikatagorikan sebagai kegiatan sekunder.

Biasanya dukungan dana ini dipakai untuk membantu memproduksi CD/DVD, stiker, spanduk, kaos dan pernak-pernik fedora lainnya. Kadang bantuan dana ini juga dipakai untuk menyewa tempat/peralatan, membantu membiayai dana perjalanan/transportasi dan akomodasi para aktivis Fedora yang telah menyisihkan waktu dan tenaganya untuk menghadiri kegiatan di luar kota (atau bahkan luar negeri).

Berbeda dengan kegiatan-kegiatan di atas, FAD lebih ditujukan untuk memfasilitasi para kontributor Fedora. Dari FAD diharapkan ada timbal balik langsung yang bisa dikontribusikan ke dalam proyek Fedora.

Sebagai contoh begini, misal saya ingin membuat suatu kegiatan dimana dalam kegiatan tersebut banyak aktivitas yang berkaitan dengan Fedora, memperkenalkan fitur-fitur distro Fedora, pelatihan atau lokakarya/workshop penggunaan Fedora, kegiatan ini tidak bisa dikatagorikan sebagai FAD.

Berbeda bila saya membuat suatu kegiatan seperti ini:

1. Kegiatan yang dihadiri oleh para duta (ambassador) Fedora, kemudian di acara tersebut kita mendiskusikan rencana yang akan kita lakukan untuk beberapa waktu ke depan dan mengevaluasi kegiatan-kegiatan terdahulu. Memandu para calon ambassador baru agar dapat melaksanakan tugasnya dengan baik. Ini bisa disebut FAD Ambassador

2. Kita mengumpulkan para pengalihbahasa dan mengerjakan pengalihbahasaan/pelokalaan distro baik di bagian aplikasi, dokumentasi maupun situs. Ini bisa disebut FAD L10N.

3. Kita berkumpul dan melakukan hackaton, membuat aplikasi yang akan kita sumbangkan hasilnya ke proyek fedora. Ini juga bisa disebut FAD.

4. Berkumpul dan mengadakan pelatihan cara membuat paket rpm, kemudian di akhir acara masing-masing peserta memilih paket yang belum ada di repositori fedora untuk dibuatkan paket rpm-nya. Ini juga bisa dikatagorikan FAD.

Kelihatan kan bedanya FAD dengan kegiatan release party atau kegiatan marketing yang lain ?

Ruma Maida : Recommanded Movie

Minggu ini sungguh minggu yang sangat menyenangkan bagiku. Melihat video tentang Menjadi Indonesia hasil karya teman-teman Tempo Institute dan mitra kolaborasinya (katanya sih salah satu pemicu dasarnya buku “Menjadi Indonesia“, cmiiw), menonton trailer game Nusantara Online yang sebentar lagi benar-benar launching, dan malam ini, menonton film karya Ayu Utami : Ruma Maida. Sebenarnya ingin membahas […]

Sebagian dari Iman

Lagi asik-asiknya bermain car madness di Facebook, diselingi membaca tulisan-tulisan bernas di blog ini, seorang teman yang baru saya kenal 2 hari lalu menyapa. Dan sebuah kalimat terlontar darinya. “Bro, gue masih kepikiran omonganlu kemaren…” Aku masih menyelingi bermain, chat dan lalu kembali ke laman ini. Tiba-tiba sebuah pikiran liar nan menyejukkan muncul dikepala : […]