Telur unggas


Well, telur adalah salah satu komponen masakan yang paling saya gemari, karena multifungsi. Sejak Keke tidak lagi alergi sama telur, saya semangat banget ama telur. Mulai dari telur ayam broiler, telur ayam kampung sampe telur puyuh, bergantian ada di dapur saya. Biasanya sih telur ayam broiler. Awal awal mengenalkan Keke pada telur, saya pakai telur kampung khusus untuk makanannya Keke. Sekarang, telur biasapun insya allah sudah tahan. Mau diolah model apa aja, asal alerginya tidak lagi kambuh, dimakan aja sama Keke.

Bagaimana menyimpan telur?
Banyak orang yang menyimpan telur di dalam kulkas. Kalau saya, saya menyimpan telur biasa aja, ga masuk kulkas. Menurut saya ga ada faedahnya menyimpan telur dalam kulkas, karena untuk dimasak pun telur harus dalam suhu ruang. Satu lagi, menyimpan telur dalam kulkas membuat telur bercampur dengan segala makanan siap makan yang kita simpan di kulkas. dan hiii apalagi kalo masuknya ga pake dicuci. Kebayang kan bakteri bakteri kotoran kuman dari kotoran ayam yang melekat bersama telur itu bergabung sama makanan makanan siap makan dalam kulkas?

Terus gimana dong? Kalau cara saya, tips pertama belilah telur secukupnya. Jangan menyimpan telur terlalu lama dan terlalu banyak. Karena keluarga saya kecil, saya beli setengah kilo untuk persediaan. Setengah kilo itu kira kira isinya 8 atau 9 butir. Biasanya saya minta ke penjualnya untuk memilihkan yang kecil kecil supaya dapat 9 butir. :D Tetep kan ga mau rugi. Setelah sampai dirumah, saya masukkan baskom dan rendam air sebentar kalau telur dalam kondisi masih ada kotoran melekat. Kalau pas dapat telur yang cukup bersih, cukup dibilas dengan air mengalir di sink. Setelah itu dikeringkan dan disimpan di wadah telur.

Kenapa tidak menyimpan telur terlalu lama? Berapa lama waktunya yang ideal? Well, buat saya masa tunggu telur itu maksimal dua minggu, kalo sudah hampir dua minggu, harus segera dimasak. Masa tunggu telur itu biasanya satu bulan dari sejak keluar dari perut ayam. Padahal selama di peternakan sampe ngendon di toko, mungkin sudah makan beberapa hari kan. Nah … potensi telur menjadi rusak dan busuk menjadi sangat besar. Rugi kan kalo sampe rusak.

Terus bagaimana kita mengetahui kalau telur masih baik apa tidak? Cara paling gampang rasakan dalam genggaman. Telur yang rusak lebih terasa enteng, dikocok kocok juga rasanya kosong. Tapi kadang ada yang tidak peka tangannya. Bisa juga dengan mencelupkan di air. Telur yang masih bagus akan tenggelam. Telur yang rusak akan mengambang di dekat permukaan air. kalau kita ragu ragu, biasakan saat akan memasak, pecahkan telur ditempat yang berbeda, jangan langsung dicampur dengan telur lain yang sudah dipecahkan terlebih dahulu. Kenapa begitu? Karena kalau kita memasak menggunakan lima telur, empat telur yang pertama baik, tapi telur yang terakhir rusak, maka kita akan kehilangan lima telur. Sedih kan?

Penampilan telur saat dipecahkan haruslah utuh. Kuningnya utuh berbentuk lingkaran. Kalau saya sih, begitu kuningnya berantakan, maka telurnya saya buang.

Bawang Merah, bagaimana menanam dan menyimpan komoditi ini dirumah

Demi sudah lama ga mengisi blog ini, saya tergelitik untuk menulis apa saja yang melintas di benak saya. Beberapa waktu lalu saya sempat keranjingan ikut ikutan menanam sayuran dirumah. Alhasil, bisa keren sih he he he cuman ternyata saya tidak terlalu banyak mengkonsumsi sayuran yang saya tanam. Jadi lebih banyak terbuang karena ketuaan tidak segera dipanen. AKhirnya saya putuskan untuk menanam yang saya konsumsi saja. Pilihan pertama jatuh pada Bawang Merah. Salah satu komoditi yang paling sering digunakan didapur saya selain cabe dan tomat. Awalnya saya iseng saja, saya tancepin bawang merah yang sudah timbul tunasnya. Kemudian keisengan berlanjut dengan membenamkan bawang merah besar besar yang lagi banyak di pasar. Ditanam di pot panjang yang semula saya beli buat menanam sawi. Ternyata tumbuhnya memang agak lama kalau yang belum bertunas. Sempat saya kira tanamannya gagal tumbuh. Kira kira 10 hari, tunasnya menembus tanah. Modal saya cuman menyiraminya pagi dan sore, tanpa dipupuk tanpa pestisida. Dari enam biji yang saya tancapkan, berhasil mendapat kira kira seperempat kilo bawang merah. :D lumayan kan? Kalau mau dipake buat pemakaian jangka panjang, ya diselang saja menanamnya. setiap sepuluh hari menanam beberapa bibit, jadi bisa panen terus deh dengan bawang merah tanpa pupuk, tanpa pestisida.

Tanda bawang merah siap dipanen, biasanya siungnya sudah muncul di permukaan tanah, dan daunnya sudah rebah sebagian. Cara mencabutnya juga mudah, cabut saja dari tanah. setelah itu potong daunnya. Jemur di panas matahari selama beberapa hari atau sampai tingkat kekeringan dari bawang mencukupi untuk disimpan.

Bawang merah yang kita beli dipasar, biasanya disemprot dengan pestisida. Kalau hendak digunakan, pastikan dicuci dengan bersih setelah dikupas. Dan konon katanya bawang merah ini menarik virus virus dan kuman kuman diudara. Jadi sebisa mungkin setelah dikupas langsung dimasak, supaya tidak jadi sarang kuman. Jika terpaksa menyimpan bawang merah yang sudah dikupas, pastikan dia disimpan ditempat yang tertutup rapat dan kedap udara. Kalau punya kemasan seperti tupperware atau sejenisnya lebih bagus. Masukkan dalam kulkas, bawang merah akan tetap segar seperti baru dikupas dalam jangka waktu penyimpanan beberapa hari.

Bagaimana menyimpan bawang merah di rumah? Stok bawang merah disimpan ditempat yang kering dan tidak lembab. Kena sinar matahari tidak apa apa.